Pages

Thursday, August 4, 2011

Shalat berjamaah di Mesjid bagi kaum Lelaki
bagaimana kalau berjama’ah di rumah ?
Rasullullah SAW juga punya keluarga, Istri dan Anak
Sahabat RA juga punya istri dan anak, tapi Rasullullah SAW dan Sahabat RA semua ke Mesjid. Artinya selama ayah ke mesjid, suami ke mesjid, pemuda ke mesjid sebanyak itu Allah berikan keberkahan bagi keluarga yang dirumah...
Mesjid Baitullah, Rumahnya Allah, tidak heran orang-orang yang mencintai Allah sangat senang dengan rumah Allah mengunjingi rumah Allah bersilaturahim kepada Allah SWT.
Rasullullah SAW mengingatkan berita gembira bagi meraka di Hari Kiamat pada yang gemar ke mesjid...dengan bahasa Qolbuhu Muallakun bill Masajid (jantungnya orang beriman itu ada di mesjid, jantungnya bergantung di mesjid, dia hanya betah di mesjid...
Tidak heran bumi ini menjadi mesjid baginya...karena senangnya ke mesjid, kantor, rumah bahkan hotel menjadi mushollah tempat iya berpijak hamparan sajadah kalau iya bicara dakwah kalau dia berdiam berdzikir nafasnya tasbih matanay rahmat telinganya terjaga pikirannya baik sangaka tangannya sedekah kakinya jihad kekuatannya adalah silaturahim hatinya diam2 berdoa, doanya diam2 kerinduannya tegaknya syariat Allah tauladannya Nabi Muh, cita2nya Syuhada kesibukannya asyik memperbaiki diri bumi benar2 menjadi mesjid baginya...
Keberkahan demi keberkahan akan diraih bagi mereka yang senang ke mesjid, bagaimana tidak berkah ? sedangkan kakinya belum ke kantor, belum ke pasar lebih dahulu iya langkakan ke mesjid sehingga kakinya penuh dengan keberkahan, karena masuk rumah berkah, Mesjid Baitul barokah pusat keberkahan sentral keberkahan...maka siapapun ingin hidup bermanfaat ingin kebaikan, ingin sukses dunia akhirat jgn tinggalkan baitullah Rumah Allah.
Dalam Surah At Taubah ayat 18 Allah SWT berfirman yg artinya
“Sesungguhnya hanya hamba-hamba Allah yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat sajalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah...
Kenapa Negri kita kehilangan keberkahan? karena banyak mesjid di negri ini, tapi 1001 alasan kita meninggalkannya, salah seorang orientalis yahudi (stodalt) yang mengukur kekuatan ummat islam dengan adanya girum politik mesjid
“jika jamaah shubuh ummat islam tidak sebanayak jamaah jum’atnya “ we can sleep forever” (kita bisa tidur dengan lelap), namun jika jamaah shubuhnya sebanyak jum’atnya itu tanda badai kebangkitan ummat islam, badai kebangkitan ummat islam jika jamaah shubuh sudah sebanayak jamaah jum’at,subhanallah...kapan ini terjadi ?
jikalau kita ingin mengharapkan kebangkiotan ummat islam, kita balik tanya kapan ummat islam Indonesia mulai memakmurkan mesjid ?
karena itu mari kita ke mesjid...makmurkan mesjid
jangan tunda lagi, berniatlah dari sekarang...
bayan panjang Ust. Arifin Ilham
tentang 7 sunnah

Sunday, February 13, 2011

Ah, yang Penting kan Hatinya!!!
Banyak syubhat di lontarkan kepada kaum muslimah yang ingin berjilbab. Syubhat yang 'ngetrend' dan biasa kita dengar adalah " Buat apa berjilbab kalau hati kita belum siap, belum bersih, masih suka 'ngerumpi' berbuat maksiat dan dosa-dosa lainnya, percuma dong pake jilbab! Yang penting kan hati! lalu tercenunglah saudari kita ini membenarkan pendapat kawannya tadi.
Syubhat lainnya lagi adalah " Liat tuh kan ada hadits yang berbunyi: Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk(rupa) kalian tapi Allah melihat pada hati kalian..!. Jadi yang wajib adalah hati, menghijabi hati kalau hati kita baik maka baik pula keislaman kita walau kita tidak berkerudung!. Benarkah demikian ya ukhti,, ??
Saudariku muslimah semoga Allah merahmatimu, siapapun yang berfikiran dan berpendapat demikian maka wajiblah baginya untuk bertaubat kepada Allah Ta'ala memohon ampun atas kejahilannya dalam memahami syariat yang mulia ini. Jika agama hanya berlandaskan pada akal dan perasaan maka rusaklah agama ini. Bila agama hanya didasarkan kepada orang-orang yang hatinya baik dan suci, maka tengoklah disekitar kita ada orang-orang yang beragama Nasrani, Hindu atau Budha dan orang kafir lainnya liatlah dengan seksama ada diantara mereka yang sangat baik hatinya, lemah lembut, dermawan, bijaksana. Apakah anda setuju untuk mengatakan mereka adalah muslim? Tentu akal anda akan mengatakan "tentu tidak! karena mereka tidak mengucapkan syahadatain, mereka tidak memeluk islam, perbuatan mereka menunjukkan mereka bukan orang islam. Tentu anda akan sependapat dengan saya bahwa kita menghukumi seseorang berdasarkan perbuatan yang Nampak (zahir) dalam diri orang itu.
Lalu bagaimana pendapatmu ketika anda melihat seorang wanita di jalan berjalan tanpa jilbab, apakah anda bisa menebak wanita itu muslimah ataukah tidak? Sulit untuk menduga jawabannya karena secara lahir (dzahir) ia sama dengan wanita non muslimah lainnya. Ada kaidah ushul fiqih yang mengatakan "alhukmu ala dzawahir amma al bawathin fahukmuhu "ala llah' artinya hukum itu dilandaskan atas sesuatu yang nampak adapun yang batin hukumnya adalah terserah Allah.
Rasanya tidak ada yang bisa menyangsikan kesucian hati ummahatul mukminin (istri-istri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam) begitupula istri-istri sahabat nabi yang mulia (shahabiyaat). Mereka adalah wanita yang paling baik hatinya, paling bersih, paling suci dan mulia. Tapi mengapa ketika ayat hijab turun agar mereka berjilbab dengan sempurna (QS: 24 ayat 31 dan QS: 33 ayat 59), yaitu :
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (QS : An Nur ayat 31). Dan :
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS : Al Ahzab ayat 59).
Tak ada satupun riwayat termaktub istri-istri nabi dan istri-istri sahabat mereka menolak perintah Allah Ta'ala. Justru yang kita dapati mereka merobek tirai mereka lalu mereka jadikan kerudung sebagai bukti ketaatan mereka. Apa yang ingin anda katakan? Sedangkan mengenai hadits diatas, banyak diantara saudara kita yang tidak mengetahui bahwa hadits diatas ada sambungannya. Lengkapnya adalah sebagai berikut:
"Dari Abu Hurairah, Abdurrahman bin Sakhr radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuh-tubuh kalian dan tidak juga kepada bentuk rupa-rupa kalian, tetapi Dia melihat hati-hati kalian "(HR. Muslim 2564/33).
Hadits diatas ada sambungannya yaitu pada nomor hadits 34 sebagai berikut:
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian dan juga harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian. (HR.Muslim 2564/34).
Semua adalah seiring dan sejalan, hati dan amal. Apabila hanya hati yang diutamakan niscaya akan hilanglah sebagian syariat yang mulia ini. Tentu kaum muslimin tidak perlu bersusah payah menunaikan shalat 5 waktu, berpuasa dibulan Ramadhan, membayar dzakat dan sedekah atau bersusah payah menghabiskan harta dan tenaga untuk menunaikan ibadah haji ketanah suci Mekah atau amal ibadah lainnya. Tentu para sahabat tidak akan berlomba-lomba dalam beramal (beribadah) cukup mengandalkan hati saja, toh mereka adalah sebaik-baik manusia diatas muka bumi ini. Akan tetapi justru sebaliknya mereka adalah orang yang sangat giat beramal tengoklah satu kisah indah diantara kisah-kisah indah lainnya. Urwah bin Zubair Radhiyallahu anhu misalnya, Ayahnya adalah Zubair bin Awwam, Ibunya adalah Asma binti Abu Bakar, Kakeknya Urwah adalah Abu Bakar Ash-Shidik, bibinya adalah Aisyah Radhiyallahu anha istri Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Urwah lahir dari nasab dan keturunan yang mulia jangan ditanya tentang hatinya, ia adalah orang yang paling lembut hatinya toh masih bersusah payah giat beramal, bersedekah dan ketika shalat ia bagaikan sebatang pohon yang tegak tidak bergeming karena lamanya ia berdiri ketika shalat. Aduhai,..betapa lalainya kita ini,..banyak memanjangkan angan-angan dan harapan padahal hati kita tentu sangat jauh suci dan mulianya dibandingkan dengan generasi pendahulu kita. Wallahu'alam bish-shawwab.

Tempat Paling Mulia

Tempat Paling Mulia
Masjid Istiqlal